Pengertian dan Fungsi Slump Test – Slump Test adalah pengujian yang dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi dari adonan beton yang baru dibuat sebelum digunakan. Slump test dilakukan untuk mengecek kemampuan beton ketika diaplikasikan pada pembuatan precast.

Baca Juga: Mengenal Beton Precast Beserta Kelebihan dan Kelemahannya

Secara sederhana metode slump pada beton merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui nilai konsistensi atau kekakuan campuran beton segar.

Fungsi Slump Test

Photo by PT Artha Mulia Beton

Pembuatan beton precast dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi agar menghasilkan struktur dan mutu yang di inginkan. Selain formula dan kompisisinya, sebelum di aplikasikan, slump test perlu di lakukan. Ada Fungsi utama slump test yakni :

1. Untuk menguji tingkat viskositas atau kekentalan adonan beton segar agar hasil akhirnya bisa mencapai nilai kuat tekan seperti yang diinginkan.

2. Fungsi lain dari uji slump test beton adalah agar beton yang diproduksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang dibangun.

Pengujian ini umumnya dilakukan sewaktu campuran beton selesai diproduksi. Sebelum diantar kepada pemesan, dan setelah beton sampai ke pemesan. Test dilakukan untuk melihat apakah ada nilai viskositas dari beton standar. Penurunan viskositas bisa terjadi karena campuran air yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Alat dan Perlengkapan Uji Slump Test Beton

Uji slump adalah pengujuan yang memerlukan peralatan uji tertentu, berikut peralatan yang biasa digunakan:

  1. Slump cone atau tabung kerucut. Tabung kerucut ini bisa terbuat dari baja atau plastik dengan diameter 8 inci pada bagian bawah dan 4 inci pada bagian atas dengan tinggi tabung 12 inci
  2. Pelat dasar. Slump cone akan didudukkan di atas alas selama pengujian. Pelat dasar ini dilengkapi dengan klem baut untuk menjaga posisi slump cone tetap stabil selama proses pengujian dilakukan. Adanya pelat dasar dengan pegangan akan memudahkan proses pelepasan sekaligus sebagai panduan untuk mengukur tingkat kemerosotan nilai viskositas adukan beton
  3. Tamping rod. Batang baja yang digunakan selama pengujian dan harus memiliki diameter 16 mm x 610 mm
  4. Meteran. Meteran digunakan untuk mengukur nilai kemerosotan viskositas adukan beton.

Persiapan Sebelum Pengujian

  1. Isi cetakan slump cone dengan beton segar sebanyak 3 lapis. Setiap lapisan harus dipadatkan secara seragam. Caranya adalah dengan mempadatkan dengan cara di rojok 25 kali menggunakan batang baja berujung bulat.
  2. Setelah slump cone terisi penuh, ratakan bagian atasnya untuk membuang sisa beton
  3. Pegang handle yang ada di bagian dasar cetakan kemudian angkat slump cone perlahan-lahan secara vertikal
  4. Setelah Anda melakukan gerakan menarik cetakan, adukan akan merosot dan penurunan ketinggian harus diukur sampai 5 mm dari jarak terdekat dengan titik tengah

Cara Membaca Hasil Pengujian

  1. True Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan penurunan permukaan beton yang terjadi sama rata di semua bagian. Ini merupakan hasil tes yang diinginkan (benar).
  2. Shear Slump. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya satu sisi dari puncak kerucut yang jatuh ke bawah. Ini adalah indikasi adukan beton tidak memiliki kohesi.
  3. Collapse Slump.  Hasil ini ditunjukkan dengan seluruh bagian beton yang berbentuk kerucut runtuh total. Ini merupakan indikasi bahwa campuran air di dalam adukan beton terlalu banyak.
  4. Zero Slump. Pada hasil zero slump, adukan beton benar-benar tidak berubah dari bentuk cetakannya. Beton ini terlalu kaku dan hampir tidak bisa digunakan.

Jika Sobat AMB melakukan pengujian dengan hasil shear slump, collapse slump dan zero slump, pengujian harus diulang lagi. Kalau pada pengujian kedua hasilnya tetap sama, maka batch beton tersebut tidak boleh digunakan untuk konstruksi karena tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *